Resensi Novel Burlian Karya Tere Liye
1. Identitas Buku
a. Judul Buku : Burlian
b. Pengarang : Tere Liye
c. Penerbit : Penerbit Republika
d. Tahun Terbit : 2009
e. Tebal Buku : 346 Halaman
2. Kelebihan Buku
Kelebihan yang dimiliki dari novel 'Burlian' karya Tere Liye ini adalah jalan ceritanya yang selalu menarik setiap babnya, karena dalam novel tersebut menceritakan tentang kehidupan sehari-hari di kampung yang terletak di pulau Sumatera. Dengan aksen Sumatera, membuat pembaca seakan-akan ada di dalam novel tersebut dan membantu pembaca menghayati isi novel tersebut. Dalam novel 'Burlian' juga terdapat pelajaran-pelajaran yang dapat memotivasi bagi pembaca. Di novel tersebut juga ada sedikit bahasa Belanda beserta arti yang telah dicantumkan, sehingga dapat memberi sedikit wawasan bagi pembaca yang suka belajar bahasa asing. Selain itu, cover pada novel 'Burlian' juga menarik pembaca ditambah cuplikan singkat isi novel yang terdapat di bagian belakang buku.
3. Kelemahan Buku
Kelemahan yang terdapat dalam novel 'Burlian' karya Tere Liye ini adalah adanya beberapa kesalahan penulisan seperti yang seharusnya kemarau menjadi kemaru, Nakamura menjadi Nakamaru, dan lain sebagainya.
4. Sinopsis
Siapa yang tak kenal dengan Burlian? Burlian adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Dari si sulung bernama Eliana, Pukat, Burlian dan si bungsu bernama Amelia. Burlian anak jenius juga spesial, putra dari Pak Syahdan dan Mamak Nung yang disegani di kampungnya. Bapak Burlian memiliki sikap yang bijak dan penyayang, karena perjalanan hidupnya yang panjang. Maka itulah Bapak Burlian menjadi lebih bijak. Berbeda dengan Mamak Burlian yang memiliki sikap yang lebih disiplin dalam mendidik anak-anaknya. Namun, kasih sayangnya lebih besar. Bapak Burlian bahkan pernah berkata suatu hari, "Jangan pernah membenci Mamak kau, Burlian... Jangan pernah... karena jika kau tahu sedikit saja apa yang telah ia lakukan demi kau, Amelia, Kak Pukat dan Ayuk Eli, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya kepada kalian."
Sifat mudah bergaul dan rendah hati itulah membuat Burlian memiliki banyak kawan. Namun, ada salah satu teman sekelasnya yang sering dikatai anak haram, atau bahkan enggan dekat-dekat dengannya, Ahmad namanya. Awalnya Burlian enggan berteman dengannya, namun dia melihat kehidupannya si Ahmad. Dengan gigi tonggosnya itu pasti tak apa bila kita berteman, pikirnya. Suatu ketika mereka pun menjadi teman, mereka selalu bermain sepak bola bersama. Dengan itulah seketika Ahmad menjadi terkenal di kampungnya karena keahlian sepak bolanya. 'Maradona Kampung' menjadi julukan terbaru Ahmad. Penonton kampung selalu bersorak tiap kali Ahmad menggiring bola. Apabila mencetak gol, tambahlah ramai sorakannya. Namun kejadian naas menimpa Ahmad si ringkih hitam. Ahmad memberikan kehidupannya kepada Burlian, membuat Burlian terluka dan menangis memeluk Mamaknya.
Suatu ketika Burlian bertemu dengan Nakamura dan rombongan koreanya yang sedang membangun jalan lintas pulau, yang waktu itu sedang di kampung Burlian. Nakamura adalah seorang yang pekerja keras dan ramah, dia menjadi kepala proyek dalam pembangunan jalan lintas. Burlian selalu menahan tawa setiap kali Nakamura memanggilnya, "Burlian-kun..." Ia selalu mengenang kalimat Nakamura dengan aksen Jepangnya, "Jalan ini tidak pernah berujung, Burlian-kun... tidak pernah... jalan-jalan ini akan terus mengalir melewati lembah-lembah basah, lereng-lereng gunung terjal, kota-kota ramai, desa-desa eksotis nan indah, tempat-tempat yang menjanjikan masa depan... lantas jalan ini akan terus menuju pelabuhan-pelabuhan, bandara-bandara... dan dari sana kau bahkan bisa pergi lebih jauh lagi, menemukan sambungan jalan berikutnya... mengelilingi dunia, melihat seluruh dunia, masa depan anak-anak kampung, masa depan bangga kalian. Masa depan kau yang penuh kesempatan, Burlian-kun." Masa depan yang penuh kesempatan, membawa Burlian menuju kesuksesan.
0 Comments